Senin, 27 April 2009

apakah diam itu emas

Apakah Diam itu Emas ???
Oleh: Abdur Rasyid R.


 Suatu perkatan dan perbuatan seseorang akan mencerminkan kepribadian dari orang tersebut. Untuk menuju suatu kedewasaan baik itu kedewasaan dalam berucap, kedewasaan dalam berbuat dan kedewasaan dalam berfikir dibutuhkan suatu upaya, pengorbanan dan sebuah proses yang panjang untuk mewujudkannya. Kadang seseorang tak sadar bahwa apa yang telah diucapkannya telah menyinggung orang lain, kadang seseorang tak sadar pula bahwa apa yang telah dia perbuat telah menyakiti orang lain. Itulah lika-liku asam manisnya dunia dan menjadi suatu fitrahnya manusia yang tak luput dari salah dan dosa. Namun dibutuhkan suatu upaya untuk meminimalisir berbagai macam hal yang tidak kita inginkan Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam.", hadits diriwayatkan oleh Bukhari.
 Dalam hadits tersebut sudah jelas menerangkan bahwa ketika kita tak mampu mengontrol apa yang kita ucapkan dan ketika kita tak mampu untuk menjaga apa yang telah kita perbuat hendaklah diam karena diam itu emas. Untuk menjadi suatu insan pribadi yang beriman dan bertakwa hendaklah dibutuhkan suatu kemampuan dalam menjaga juga memelihara lisan dengan baik dan benar. Sesungguhnya diam itu sangat bermacam-macam penyebab dan dampaknya. Ada yang dengan diam jadi emas, tapi ada pula dengan diam malah menjadi masalah. Semuanya bergantung kepada niat, cara, situasi, juga kondisi pada diri dan lingkungannya.

 Ketika diam tak lagi emas
 Penindasan yang sewenang-wenang, penyalahgunaan jabatan, korupsi yang merajalela merupakan beberapa contoh hal yang terjadi di Negara yang mayoritas penduduknya beragama islam. Apakah hal tersebut dapat didiamkan??? Apakah kita hanya bisa berpangku tangan saja??? Tentu jawabannya “tidak”. Sebagai seorang muslim yang beriman, ketika melihat suatu hal yang dianggap salah ataupun keliru hendaknyalah kita membenarkan ataupun meluruskannya. Karena ketika kita melihat hal tersebut terjadi didepan mata namun kita hanya bisa diam dan menutup mata sama halnya dengan hidup yang tak lagi berguna. Maka, bergerak dan berjuanglah di jalanNya semata-mata karena Allah ta’ ala. Namun tetap, apa yang kita perjuangkan harus berada dalam koridor keislaman kita.
 Mudah-mudahan kita menjadi terbiasa berkata benar atau diam. Semoga pula Allah ridha hingga akhir hayat nanti, saat ajal menjemput, lisan ini diperkenankan untuk mengantar kepergian ruh kita dengan sebaik-baik perkataan yaitu kalimat tauhiid "laa ilaha illallah" puncak perkataan yang menghantarkan ke surga. Aamiin

Selamat datang

Alhamdulillah ternyata temen2 pengurus tak gaptek lagi